Ucok sepulang dari sekolah, nangis. Bapaknya heran dan bertanya-tanya apa gerangan penyebabnya :
Bapak : "Kenapa kau Cok?? Aku liat wajah kau kuzut kali..."
Ucok : "Aku diusir Bu Guru Pak..."
Bapak : "Woalaah! Kenapa??"
Ucok : "Bu Guru kan nanya.. siapa yang tandatangan teks proklamasi?"
Bapak : "Lantas kau jawab apa?"
Ucok : "Bukan aku Bu... Sumpah! Bukan aku, Bu!!"
Bapak : "Ah, zaalah kaulah itu! Ngaku aja kau, apa zalahnya.. Zekarang masuk sekolah zusah nak."
Ucok : "Iya.. ya Pak yaaa!"
Esoknya si Ucok pulang cepat.. dengan tampang yang lebih kusut lagi..
Bapak : "Macam manaa Cok??"
Ucok : "Aku diskors Pak.. 3 hari.. gara-gara aku ikuti omongan Bapak."
Bapak : "Hayoo... kita balek ke sekolah kau itu. Aku kaazi tahu Bu Guru kau yang zeebenarnya."
Di Sekolah
Bu Guru : "Wah.. selamat pagi Pak Ucok, ada perlu apa nih?"
Bapak (bicara pelan) : "Begini Bu Guru... aku kasih tahu Bu Guru tentang teks proklamasi itu.."
Bu Guru (bengong) : "Yah.. kenapa Pak Ucok??"
Bapak : "Sebenarnya Bu Guru rada salah juga. Masak si Ucok yang ditanya? Kan waktu itu dia belum lahir Bu?"
Bu Guru (makin bengong) : "Trus?"
Bapak : "Begini lho Bu, ini terus terang lho Bu.. Yang bener... yang tanda tangan teks Proklamasi itu... aku.. Bu.."
Bu Guru : "Yaa ampun.. Pulang! Bapak pulang aja deh!!"
Di Jalan
Bapak : "Macam mana ini Cok, kau nggak ngaku... zalah. Kau ngaku zalah pulak! Aku yang ngaku, zalah zuga....Puuzing kepala aku."
Tiba tiba mereka ketemu pak RT,
Pak RT : "Wah.. ada apa Pak Ucok sama anak ini. Kok kusut banget wajahnya. Onok opo to? Kepiyee critane?"
Maka Pak Ucok pun mulai cerita sejak awal sampai mereka diusir Bu Guru... Pak RT langsung ketawa ngakak.
Pak RT : "Ha... Ha... Itu bukan masalah besar pak Ucok... Mana... mana teksnya? Biar saya yang tandatangan."
Bapak : "Kenapa kau Cok?? Aku liat wajah kau kuzut kali..."
Ucok : "Aku diusir Bu Guru Pak..."
Bapak : "Woalaah! Kenapa??"
Ucok : "Bu Guru kan nanya.. siapa yang tandatangan teks proklamasi?"
Bapak : "Lantas kau jawab apa?"
Ucok : "Bukan aku Bu... Sumpah! Bukan aku, Bu!!"
Bapak : "Ah, zaalah kaulah itu! Ngaku aja kau, apa zalahnya.. Zekarang masuk sekolah zusah nak."
Ucok : "Iya.. ya Pak yaaa!"
Esoknya si Ucok pulang cepat.. dengan tampang yang lebih kusut lagi..
Bapak : "Macam manaa Cok??"
Ucok : "Aku diskors Pak.. 3 hari.. gara-gara aku ikuti omongan Bapak."
Bapak : "Hayoo... kita balek ke sekolah kau itu. Aku kaazi tahu Bu Guru kau yang zeebenarnya."
Di Sekolah
Bu Guru : "Wah.. selamat pagi Pak Ucok, ada perlu apa nih?"
Bapak (bicara pelan) : "Begini Bu Guru... aku kasih tahu Bu Guru tentang teks proklamasi itu.."
Bu Guru (bengong) : "Yah.. kenapa Pak Ucok??"
Bapak : "Sebenarnya Bu Guru rada salah juga. Masak si Ucok yang ditanya? Kan waktu itu dia belum lahir Bu?"
Bu Guru (makin bengong) : "Trus?"
Bapak : "Begini lho Bu, ini terus terang lho Bu.. Yang bener... yang tanda tangan teks Proklamasi itu... aku.. Bu.."
Bu Guru : "Yaa ampun.. Pulang! Bapak pulang aja deh!!"
Di Jalan
Bapak : "Macam mana ini Cok, kau nggak ngaku... zalah. Kau ngaku zalah pulak! Aku yang ngaku, zalah zuga....Puuzing kepala aku."
Tiba tiba mereka ketemu pak RT,
Pak RT : "Wah.. ada apa Pak Ucok sama anak ini. Kok kusut banget wajahnya. Onok opo to? Kepiyee critane?"
Maka Pak Ucok pun mulai cerita sejak awal sampai mereka diusir Bu Guru... Pak RT langsung ketawa ngakak.
Pak RT : "Ha... Ha... Itu bukan masalah besar pak Ucok... Mana... mana teksnya? Biar saya yang tandatangan."
0 komentar :
Posting Komentar