Samijan yang menjadi taruna kepolisian, selama beberapa bulan dilatih
untuk menjadi polisi yang baik. Ia memiliki kemampuan yang sangat baik
dalam segala hal, kecuali satu: menembak.
Suatu ketika, dia dan teman-temannya sedang berlatih menembak. Semua
menembak dengan baik kecuali Samijan. Setelah ia melepaskan 9 kali
tembakan dan tak satu pun yang mengenai sasaran, sang pelatih mulai
kehilangan kesabaran.
"Kamu ini benar-benar keterlaluan! Sekarang jangan kau sia-siakan pula
peluru terakhirmu. Pergi ke balik dinding itu dan tembak kepalamu!"
Samijan sangat malu. Dengan gontai dia pergi ke balik dinding. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara tembakan.
"Ya Tuhan! Apakah anak tolol itu benar-benar menembak kepalanya sendiri?" seru pelatih.
Tanpa komando, seluruh taruna termasuk sang pelatih menyerbu ke balik
dinding. Terlihat Samijan baik-baik saja, tak cedera sedikit pun.
"Maafkan saya Pak," kata Samijan dengan muka sedih, "Tembakan saya meleset lagi..."
untuk menjadi polisi yang baik. Ia memiliki kemampuan yang sangat baik
dalam segala hal, kecuali satu: menembak.
Suatu ketika, dia dan teman-temannya sedang berlatih menembak. Semua
menembak dengan baik kecuali Samijan. Setelah ia melepaskan 9 kali
tembakan dan tak satu pun yang mengenai sasaran, sang pelatih mulai
kehilangan kesabaran.
"Kamu ini benar-benar keterlaluan! Sekarang jangan kau sia-siakan pula
peluru terakhirmu. Pergi ke balik dinding itu dan tembak kepalamu!"
Samijan sangat malu. Dengan gontai dia pergi ke balik dinding. Tak berapa lama kemudian, terdengar suara tembakan.
"Ya Tuhan! Apakah anak tolol itu benar-benar menembak kepalanya sendiri?" seru pelatih.
Tanpa komando, seluruh taruna termasuk sang pelatih menyerbu ke balik
dinding. Terlihat Samijan baik-baik saja, tak cedera sedikit pun.
"Maafkan saya Pak," kata Samijan dengan muka sedih, "Tembakan saya meleset lagi..."
0 komentar :
Posting Komentar