Seorang Kepala Desa di sebuah desa telah membeli sebuah sepeda motor baru. Seperti biasa karena sepeda motor tersebut baru maka belum mempunyai plat nomor.
Suatu hari Kepala Desa tersebut ingin pergi ke kota untuk membeli pakaian. Dengan semangat yang berkobar-kobar kepala desa tersebut menunggangi motornya dengan penuh gagah seperti seorang pembalap melalui jalan yang berbelok-belok dan tikungan tajam. Tiba di pertengahan jalan dia dihadang oleh seorang anak buahnya yang kebetulan ingin pergi ke kota juga cuman tidak ada alat transportasi.Sehingga berencana ingin menumpang sampai ke kota
”Pak, Bolehkah saya menumpang sampai ke kota?”
" Bolehlah, ayo naik di belakang" jawab kepala desa tersebut sambil menunjuk ke belakang. Sampai di suatu tempat, ada seorang anak buahnya lagi menghadang kepala desa tersebut.
”Pak, boleh saya numpang sampai ke kota.”
"Apa salahnya, naiklah di belakang." Dan tak berapa lama motor pun sampailah ke jalan besar.
Ada kira-kira 5 kilometer lagi baru sampai ke kota. Kepala desa tersebut pun memacu motornya dengan gaya seperti pembalap membawa 2 orang anak buahnya di belakang. Hembusan angin yang meniup 3 kepala tanpa helem itu pun membuat perjalanan mereka sangat mengasyikkan. Tiba di kilometer 3, ada seorang polisi lalu lintas mengulurkan tangannya dan hendak menghadang mereka. Kepala desa tersebut dengan muka merah memacu motornya bertambah kencang sambil melewati hadangan polisi tersebut. Melihat beberapa kesalahan yang telah dilakukan oleh kepala desa tersebut, polisi itu kemudian
mengejar beliau.
Setelah melakukan pengejaran polisi tersebut dapat melintas dan memotong laju motor kepala desa tersebut. Kepala desa tersebut dengan serta merta kemudian berkata.
"Woy, Bapak ingin membunuh kita ya?. Berhenti depan kita seperti ini. Lihatlah dibelakang saya ada 2 orang anak buah saya. Bapak tidak apa-apa karna pakai helem, Kalau kita kan kepala plontos, kalau jatuh apa kita nggak mati?" Jawab kepala desa dengan marah.
"Pak, kenapa sewaktu saya hadang dan suruh minggir bapak tidak berhenti tadi."
"Wah, Nggak ada otak ya? Dibelakang motor saya sudah penuh, jadi tidak boleh numpang lagi..."
Suatu hari Kepala Desa tersebut ingin pergi ke kota untuk membeli pakaian. Dengan semangat yang berkobar-kobar kepala desa tersebut menunggangi motornya dengan penuh gagah seperti seorang pembalap melalui jalan yang berbelok-belok dan tikungan tajam. Tiba di pertengahan jalan dia dihadang oleh seorang anak buahnya yang kebetulan ingin pergi ke kota juga cuman tidak ada alat transportasi.Sehingga berencana ingin menumpang sampai ke kota
”Pak, Bolehkah saya menumpang sampai ke kota?”
" Bolehlah, ayo naik di belakang" jawab kepala desa tersebut sambil menunjuk ke belakang. Sampai di suatu tempat, ada seorang anak buahnya lagi menghadang kepala desa tersebut.
”Pak, boleh saya numpang sampai ke kota.”
"Apa salahnya, naiklah di belakang." Dan tak berapa lama motor pun sampailah ke jalan besar.
Ada kira-kira 5 kilometer lagi baru sampai ke kota. Kepala desa tersebut pun memacu motornya dengan gaya seperti pembalap membawa 2 orang anak buahnya di belakang. Hembusan angin yang meniup 3 kepala tanpa helem itu pun membuat perjalanan mereka sangat mengasyikkan. Tiba di kilometer 3, ada seorang polisi lalu lintas mengulurkan tangannya dan hendak menghadang mereka. Kepala desa tersebut dengan muka merah memacu motornya bertambah kencang sambil melewati hadangan polisi tersebut. Melihat beberapa kesalahan yang telah dilakukan oleh kepala desa tersebut, polisi itu kemudian
mengejar beliau.
Setelah melakukan pengejaran polisi tersebut dapat melintas dan memotong laju motor kepala desa tersebut. Kepala desa tersebut dengan serta merta kemudian berkata.
"Woy, Bapak ingin membunuh kita ya?. Berhenti depan kita seperti ini. Lihatlah dibelakang saya ada 2 orang anak buah saya. Bapak tidak apa-apa karna pakai helem, Kalau kita kan kepala plontos, kalau jatuh apa kita nggak mati?" Jawab kepala desa dengan marah.
"Pak, kenapa sewaktu saya hadang dan suruh minggir bapak tidak berhenti tadi."
"Wah, Nggak ada otak ya? Dibelakang motor saya sudah penuh, jadi tidak boleh numpang lagi..."
0 komentar :
Posting Komentar