Sebuah sel sperma yang baru saja terbentuk menerima arahan dari instrukturnya tentang apa yang harus dilakukannya nanti.
"Segera setelah kamu mendengar alarm sirene, larilah menuju terowongan dan berenanglah terus lurus sampai kamu tiba di sebuah pintu untuk masuk ke dalam gua yang basah.
Pada bagian akhir gua kamu akan menemukan bola berwarna kuing kemerahan yang lengket, bola itu merupakan sel telur. Tegur dan katakan kepadanya, 'Saya adalah sel sperma.' Maka dia akan menjawab, 'Saya adalah ovum (sel telur).' Dan sejak saat itu kamu dan dia akan bekerja sama untuk membuat dan membentuk embrio. Apakah kamu sudah mengerti?"
Si sel sperma mengangguk mengiyakan.
Dua hari kemudian, sel sperma yang sedang tidur siang terbangun kaget ketika ia mendengar sirene berbunyi. Dia segera bangkit dan berlari cepat menuju terowongan. Banyak sel sperma lain berenang di belakangnya. Dia tahu dia harus tiba di tujuannya terlebih dahulu yaitu si sel telur. Ketika ia mendekati pintu masuk ke gua, ia melihat ke belakang dan melihat bahwa ia jauh mendahului sperma lain. Ia berenang terus dengan penuh semangat tapi belum juga menemukan bola merah yang dimaksud, sementara hatinya bersorak gembira ketika ia tidak melihat lagi sperma lain yang menjadi saingannya. Sudah jauh tertinggal pikirnya.
Ketika, pada akhirnya, ia mencapai bola merah yang lengket, dia tersenyum dan berkata, "Hai, saya sperma!" Si bola lengket merah tersenyum dan berkata, "Hai, Aku amandel."
Sumber : khususdewasa.blogspot.com
"Segera setelah kamu mendengar alarm sirene, larilah menuju terowongan dan berenanglah terus lurus sampai kamu tiba di sebuah pintu untuk masuk ke dalam gua yang basah.
Pada bagian akhir gua kamu akan menemukan bola berwarna kuing kemerahan yang lengket, bola itu merupakan sel telur. Tegur dan katakan kepadanya, 'Saya adalah sel sperma.' Maka dia akan menjawab, 'Saya adalah ovum (sel telur).' Dan sejak saat itu kamu dan dia akan bekerja sama untuk membuat dan membentuk embrio. Apakah kamu sudah mengerti?"
Si sel sperma mengangguk mengiyakan.
Dua hari kemudian, sel sperma yang sedang tidur siang terbangun kaget ketika ia mendengar sirene berbunyi. Dia segera bangkit dan berlari cepat menuju terowongan. Banyak sel sperma lain berenang di belakangnya. Dia tahu dia harus tiba di tujuannya terlebih dahulu yaitu si sel telur. Ketika ia mendekati pintu masuk ke gua, ia melihat ke belakang dan melihat bahwa ia jauh mendahului sperma lain. Ia berenang terus dengan penuh semangat tapi belum juga menemukan bola merah yang dimaksud, sementara hatinya bersorak gembira ketika ia tidak melihat lagi sperma lain yang menjadi saingannya. Sudah jauh tertinggal pikirnya.
Ketika, pada akhirnya, ia mencapai bola merah yang lengket, dia tersenyum dan berkata, "Hai, saya sperma!" Si bola lengket merah tersenyum dan berkata, "Hai, Aku amandel."
Sumber : khususdewasa.blogspot.com
0 komentar :
Posting Komentar